6 Penemuan Benda-Benda Peninggalan Zaman Mesir Kuno
Jenis manusia purba mesir kuno adalah kera yang disebit austrolopithecan. Tingginya sekitar 115 cm, yang hidup sekitar 1.500.000 yang lalu. Ia telah menggunakan alat-alat dari batu dan tulang. Hidup sebagai pengembara yang selalu berpindah-pindah tempat.
Hieroglif Mesir dari bahasa Yunani ἱερογλύφος "ukiran suci", dalam bahasa Inggris hieroglyphic = τὰ ἱερογλυφικά [γράμματα]) adalah jenis tulisan formal yang digunakan masyarakat mesir kuno yang terdiri dari kombinasi elemen logograf dan alfabet. Hieroglif mesir merupakan salah satu penulisan paling tua yang dikenal manusia. Beberapa dari tulisan tersebut berasal dari tahun 3000 SM dan telah digunakan oleh bangsa mesir kuno selama 3000 tahun. Masyarakat mesir kuno menggunakan Hieroglif Kursif untuk sastra keagamaan pada pairus dan kayu.
Piramida adalah kontruksi bangunan berbentuk segitiga (kerucut) yang bertingkat-tingkat yang terbuat dari batu-batu yang besar. Digunakan sebagai makam raja-raja mesir kuno yang dikenal dengan nama firaun. Piramida yang paling terkenal di mesir adalah Piramida Gizza yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Sphinks Agung Gizza adalah mahluk mitos bertubuh singa dan berkepala manusia dalam mitologi mesir. Patung sphinks paling terkenal berada di gizza, Mesir yang diyakini sebagai kepala khufu memiliki tinggi 3 meter dan panjang 20 meter melambangkan watak gagah laksana singa dan kepribadian lembut seperti manusia.
Obelisk adalah monumen batu ramping yang mempunyai empat sisi lancip mengarah keatas seperti piramida. Bagi masyarakat mesir kuno, Obelisk merupakan simbol dewa matahari. Obelisk biasanya terbuat berpasangan dan ditempatkan dipintu masuk kuil dan makam. Puncaknya dilapisi emas atau logam lain yang cerah untuk memantulkan sinar matahari. Prasasti Hieroglif (tulisan gambar) pada ke empat sisi obelisk bertuliskan nama-nama firaun atau penguasa lain yang memerintahkan pembangunan obelisk
Mummi adalah mayat yang dibalsem dengan suatu ramuan atau disebut juga mayat yang di awetkan. Mummi-mummi ini kemudian dimakamkan di dalam piramid. Mayat yang dibalsem (mummi) jasadnya tidak akan rusak walaupun telah berumur ribuan tahun. Pengawetan mayat ini sejalan dengan filsafat bangsa mesir kuno yaitu "Selama manusia yang meninggal masih utuh jasadnya, Ia akan hidup terus".
0 komentar:
Posting Komentar