Inilah 8 Hewan Predator Pemakan Manusia
- Sebagian besar hewan predator dapat memakan manusia sesuai dengan situasi yang tepat. Namun jarang ada hewan pemakan manusia sejati yang lebih memilih daging manusia daripada daging lainnya.
Berikut Hewan Predator Pemakan Manusia Yang dapat kami rangkum
1. Kesagake
Kesagake adalah seekor binatang liar yang terdapat di Jepang. Giant Hornet Jepang telah memakan manusia lebih dari 40 orang pertahun. Namun predator terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah adalah Beruang Brown. Dia telah melakukan sebuah serangan brutal pada sebuah desa di Sankebetsu, Hokkaido pada tahun 1915.
Seorang pemburu beruang terkenal di datangkan ke desa tersebut. Pada awalnya dia menolak untuk bergabung namaun akhirnya ikut berpartisipasi setelah mengetahui semakin banyak yang menjadi korbannya.
Pada akhirnya dia berhasil membunuh Kasagake. Beruang dengan ukuran tinggi 3 meter dan berat 380 Kg. Setelah diteliti ternyata masih ada seorang korban di dalam perutnya.
Insiden Sankebetsu merupakan serangan hewan paling buruk dalam sejarah Jepang hingga saat ini.
2. Hiu New Jersey
Serangan Hiu yang terjadi pada tahun 1916 disepanjang pantai New Jersey yang banyak memakan korban. Korban pertama yang bernama Charles Vansant diserang di air yang sangat dangkal bersama anjing peliharaannya. beberapa orang, termasuk keluarganya, menyaksikan serangan tersebut, dan penjaga pantai bergegas untuk menyelamatkan pemuda itu. Hiu itu sangat ulet dan tampaknya mengikuti pergerakan penjaga pantai yang berjaga di pantai . Gigi Hiu sudah memutus arteri femoralis Vansant dan salah satu kakinya dicabik hiu tsb, ia mengeluarkan banyak darah dan akhirnya mati ditempat sebelum ia bisa dibawa ke rumah sakit. Lima hari kemudian, orang lain, Charles Bruder, diserang oleh ikan hiu yang sama saat berenang jauh dari pantai. Pada awalnya dilaporkan oleh saksi bahwa perahu merah telah terbalik, dalam kenyataannya, 'perahu merah' adalah sebuah perahu yang bersimbah darah Bruder. Hiu itu menggigit putus kakinya. Ia diseret kembali ke pantai, di mana tubuh-Nya yang hancur tampaknya 'menyebabkan perempuan pingsan', tapi sudah terlambat, ia sudah mati pada saat ia sampai ke pantai.
Walaupun hiu telah terlihat selama beberapa hari, ilmuwan yang diberitahu mengenai serangan mengklaim bahwa itu bukan serangan hiu, dan mengatakan bahwa pelakunya mungkin ikan paus pembunuh atau kura-kura laut! Serangan berikutnya terjadi bukan di laut, tetapi dalam sebuah sungai dekat kota Matawan. Sekali lagi, orang melaporkan melihat hiu di sungai, tapi mereka diabaikan, sampai pada tanggal 12 Juli, seorang bocah berusia sebelas tahun diserang saat berenang dan diseret kebawah air. Beberapa warga kota bergegas ke sungai, dan seorang pria bernama Stanley Fisher terjun ke air untuk menemukan sisa-sisa anak itu, tapi dia juga diserang oleh hiu dan meninggal karena luka-luka yg disebabkan serangan hiu. Korban terakhir adalah anak muda, hampir 30 menit setelah serangan terhadap Stanley Fisher. Meskipun ia terluka parah, ia adalah satu-satunya korban yang selamat.
3. The Panar Leopard
Macan tutul adalah 'kucing besar' yang terkecil, tapi itu bukan berarti mereka kurang mematikan daripada 'kucing' yang lebih besar.Soal fakta, macan tutul mungkin merupakan predator tertua; bekas gigitan macan tutul telah ditemukan dalam fosil tulang hominid , menunjukkan bahwa kucing ini sudah memakan nenek moyang kita yg hidup pada lebih dari tiga juta tahun yang lalu. Tapi walaupun ada macan tutul dewasa yg mungkin akan melihat manusia sebagai mangsa yang cocok dalam situasi yang tepat, hanya beberapa dari mereka menjadi 'pemakan manusia' sebenarnya, dan lebih memilih daging manusia atas makanan lainnya. Macan tutul pemakan manusia paling mematikan sepanjang masa adalah macan tutul Panar. Macan tutul jantan ini tinggal di daerah Kumaon India pada abad XX awal. Ia merupakan macan yg paling aktif di provinsi Panar, di mana dia membunuh lebih dari 400 orang, menjadi pemakan manusia kedua paling produktif dalam sejarah
4. The Champawat Tigress
Selama abad XIX akhir, di antara kawasan Nepal ke Himalaya pernah diteror oleh pemakan-manusia paling terkenal dan produktif dari semua yang pernah ada. Pria, wanita dan anak-anak, mereka disergap di hutan olehnya. Serangan itu begitu sering dan begitu mematikan sehingga lagi-lagi orang menganggap binatang itu sebagai setan, dan bahkan hukuman dari para dewa. Pelakunya adalah harimau Bengal yang telah ditembak oleh pemburu. Dia berhasil melarikan diri, tetapi peluru telah menanggalkan dua taring nya. Kesakitan yang konstan, dan tidak dapat berburu mangsa yang biasa, harimau betina itu menjadi pembenci cucu adam, pemakan manusia. jumlah korban dari harimau betina ini mencapai 200. Para pemburu dikirim untuk membunuh binatang ini, tapi dia terlalu licik dan jarang terlihat oleh mereka. Akhirnya, pemerintah Nepal memutuskan untuk menyelesaikan problema yg cukup besar itu dan mengirim Tentara Nasional untuk membunuh sang kucing pembunuh. Selain kasus The Panar Leopard, ini mungkin satu-satunya dalam sejarah ketika tentara dianggap perlu untuk berurusan dengan binatang pemakan manusia. Tapi mereka gagal menangkap si harimau betina. Dia, bagaimanapun, terpaksa meninggalkan wilayah dan ia menyeberangi perbatasan India, ke daerah Champawat dimana ia melanjutkan "pemburuan manusia nya.
Dilaporkan bahwa setiap sehabis memakan manusia, dia akan menjadi lebih berani dan lebih menakutkan, dan akhirnya, ia mulai menyerang di siang hari dan berkeliaran di sekitar desa. Penduduk tidak akan berani meninggalkan pondok mereka untuk bekerja, karena mereka bisa mendengar suara auman sang pembunuh di hutan yg menunggu mereka. Tetapi pemakan manusia ini bernasib sama, pada akhirnya, satu orang memutuskan untuk mengakhiri pemerintahan sang harimau betina. Orang ini bernama Jim Corbett, yang (ironisnya) akan menjadi salah satu pencetus pertama program pelestarian harimau.
Kemudian Corbett menceritakan tentang bagaimana dia menemukan harimau betina dengan hanya mengikuti jejak darah dan kaki dari korban terbarunya, seorang gadis remaja. Corbett adalah seorang yg pemberani, tetapi ia merasa ngeri melihat pemandangan mengerikan tsb, Corbett menembak harimau betina di tahun 1911. Orang-orang setempat sangat lega, bersyukur dan mereka menganggap Corbett sebagai seseorang yg suci.
Pada saat itu, tercatat harimau betina ini telah membunuh 436 orang, dan mungkin bisa lebih banyak lagi karena banyak korban yang hilang. Dia merupakan individu pemakan manusia yang paling produktif dalam Sejarah. Bukan hanya itu, dia tercatat sebagai makhluk pembunuh terbanyak dan menyaingi pembunuh versi manusia . Hanya satu pembunuh versi manusia yg dikatakan menyaingi harimau betina Champawat, seorang Hongaria terkenal bernama Countess Bathory Erzebet yang dikenal sebagai 'Tigress dari Csejte'
5. Gustave
Semua pemakan manusia terhebat telah tiada; kecuali satu. Di Afrika, hidup seekor pemakan manusia pada zaman kita sekarang, buaya Nil jantan berukuran enam meter dan berat sekitar satu ton. Dia adalah buaya Nil terbesar yg pernah hidup, serta individu predator terbesar di seluruh benua Afrika, dan menurut penduduk asli dan Patrice Faye (seorang naturalis Perancis yang telah bertahun-tahun mencoba menangkap pemakan manusia ini), dia telah membunuh lebih dari 300 orang sampai sekarang! Meski masih hidup dan aktif, buaya ( yg dijuluki "Gustave" oleh Faye) telah menjadi legenda. (Bahkan ada sebuah film yg terinspirasi oleh cerita buaya tsb.
Penduduk pribumi mengatakan dia membunuh manusia atas dasar kesenangan, bukan hanya untuk makanan, dia membunuh beberapa orang dalam setiap serangan, dan kemudian menghilang selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, dan muncul lagi ditempat lain hanya untuk membunuh. Tidak ada yang bisa memprediksi kapan atau di mana ia akan muncul berikutnya. Ia juga dikatakan memiliki nafsu makan yang mengerikan, dan rumor mengatakan bahwa ia membunuh dan melahap sebuah kuda nil jantan dewasa (binatang yang sangat berbahaya dan kuat yang paling menghindari buaya). Tubuh sang buaya membawa bekas luka yang tak terhitung jumlahnya. Diantaranya luka yg dibuat oleh pisau, tombak dan bahkan senjata api. Sebuah bintik hitam di bagian atas kepalanya adalah satu-satunya bekas luka peluru yg tersisa dan seharusnya peluru tsb dapat mengakhiri 'pemerintahannya'. Tapi semua pemburu (dan bahkan, sekali, sekelompok prajurit bersenjata) telah gagal untuk membunuhnya.
Faye sendiri berusaha untuk menangkap Gustave dengan membangun perangkap besar di air, tapi, meskipun buaya itu muncul, dia tidak pernah mendekati perangkap yg dibuat Faye. Dia hanya berenang di sekitarnya, 'seolah-olah mengejek calon penculiknya'. Dilaporkan berumur lebih dari 60 tahun, Gustave mungkin terlalu berpengalaman dan pintar untuk ditipu, sehingga nampaknya Gustave akan melanjutkan 'pemburuannya' dan mungkin, akan menjadi pemakan orang yang paling produktif sepanjang sejarah. Tidak seperti cara pada zaman harimau betina Champawat; Patrice Faye tidak lagi ingin membunuh Gustave. Dia ingin melindungi dia dari pembalasan manusia; dengan menangkap Gustave hidup-hidup dan menjaga dia didalam kandang yang aman, Faye berharap dapat menyelamatkan nyawa manusia serta pemakan manusia itu sendiri, dan mungkin menggunakannya sebagai bibit untuk membantu pelestarian buaya Nil. Sebuah pagar lampiran (enclosure) telah dibangun di Taman Nasional Ruzizi Burundi, menunggu moment penangkapan pemakan manusia terbesar di zaman kita.
6. Singa Dari Djombe, Tanzania
Peristiwa ini terjadi di Tanzania, kawasan Kota Njombe, pada tahun 1932. Seekor singa jantan, berbadan besar, dan tegap, telah melakukan pembunuhan secara brutal terhadap manusia di sekitarnya. Sebuah cerita rakyat setempat menyatakan bahwa singa tersebut adalah peliharaan seorang tabib lokal, Matamula Mangera, yang menggunakan dan mengendalikan singa tersebut sebagai balas dendam terhadap sukunya yang telah memecatnya dari posisi seorang tabib.
Alkisah, beberapa tahun yang lalu sekelompok penduduk asli Kalimantan pergi dari kampung halaman mereka menuju hutan belantara. Melarikan diri dari penjajah Belanda. Namun, di tempat yang baru, ancaman lain menanti...
Satu demi satu anak-anak menghilang. Delapan bocah dalam 8 hari raib tanpa jejak. Penduduk dicengkeram rasa takut, siapa gerangan yang melakukannya. Arwah penunggu hutan, atau jangan-jangan macan lapar?
Setelah berembuk, mereka memutuskan memasang perangkap. Seorang anak terpaksa dijadikan tumbal, demi menghentikan kematian yang lain.
Dari tempat persembunyian, dengan perasaan berdebar gelisah, warga desa menjadi saksi sebuah peristiwa mengerikan: riak air sungai, dan kemunculan makhluk besar tanpa tangan dan kaki dari dalam air, yang langsung memangsa si bocah sekali telan.
Sebagian penduduk menyebut, makhluk itu adalah ular raksasa. Lainnya menjulukinya naga.
Setelah itu, penduduk desa membuntuti ular ke sarangnya. Ada 3 ekor di sana, 2 dewasa dengan diameter badan serupa drum minyak, dan 1 lainnya masih kecil seukuran batang kelapa.
Penduduk desa yang marah menyerang hewan-hewan itu, memotong 2 ular dewasa, dan membiarkan yang muda tetap hidup -- dengan kesepakatan, mulai saat itu baik ular maupun manusia tak akan membunuh satu sama lain.
Kemudian, orang-orang itu kembali ke desa terpencil mereka. Melanjutkan hidup. Tapi mereka yakin, naga-naga itu masih ada di sekitar mereka.
Penulis sains, Nadia Drake kali pertama mendengar legenda tersebut dari Pak Rusni, tetua kampung Dayak Tumbang Tujang pada Juli 2014 lalu.
Penasaran, ia ingin mencari tahu apakah ada ular di Kalimantan yang bisa tumbuh sebesar monster dan bisa membunuh seorang anak dengan cepat. Ia menemukan beberapa 'tersangka'.
Sebagai gambaran, hutan tropis di Kalimantan sudah berusia 140 juta tahun. Salah satu yang tertua di dunia. Terlebih lagi, selama Zaman Es akhir, Kalimantan pernah menjadi satu daratan dengan benua Asia dan pulau-pulau lain di Indonesia. Sejumlah spesies berpindah ke sana, membuat Borneo kaya dengan organisme hidup.
Ketika Zaman Es berakhir, Kalimantan menjadi pulau terpisah, segala makhluk di dalamnya bebas berevolusi dalam kondisi relatif terisolasi. Termasuk ular, ada sekitar 150 spesies di sana. Bahkan lebih.
Ada yang hidup di bawah tanah, lainnya melata di lantai hutan. Sebagian memilih tinggal di pohon, terbang dari satu dahan ke dahan yang lain. Mereka bisa ditemukan di dalam air atau dalam gua. Hewan melata itu juga menghuni bangunan manusia di langit-langit atau di bawah kolong rumah. Kalimantan dijuluki "Land of the Man-Eating Snakes" -- tanah di mana ular memakan manusia.
Nah itulah 8 Hewan Predator Pemakan Manusia yang pernah tercatat dalam sejarah. Semoga kita lebih berhati-hati lagi dalam beritindak terutama pada tempat-tempat yang masing asing bagi kita.
Dari berbagai sumber
Satu demi satu anak-anak menghilang. Delapan bocah dalam 8 hari raib tanpa jejak. Penduduk dicengkeram rasa takut, siapa gerangan yang melakukannya. Arwah penunggu hutan, atau jangan-jangan macan lapar?
Setelah berembuk, mereka memutuskan memasang perangkap. Seorang anak terpaksa dijadikan tumbal, demi menghentikan kematian yang lain.
Dari tempat persembunyian, dengan perasaan berdebar gelisah, warga desa menjadi saksi sebuah peristiwa mengerikan: riak air sungai, dan kemunculan makhluk besar tanpa tangan dan kaki dari dalam air, yang langsung memangsa si bocah sekali telan.
Sebagian penduduk menyebut, makhluk itu adalah ular raksasa. Lainnya menjulukinya naga.
Setelah itu, penduduk desa membuntuti ular ke sarangnya. Ada 3 ekor di sana, 2 dewasa dengan diameter badan serupa drum minyak, dan 1 lainnya masih kecil seukuran batang kelapa.
Penduduk desa yang marah menyerang hewan-hewan itu, memotong 2 ular dewasa, dan membiarkan yang muda tetap hidup -- dengan kesepakatan, mulai saat itu baik ular maupun manusia tak akan membunuh satu sama lain.
Kemudian, orang-orang itu kembali ke desa terpencil mereka. Melanjutkan hidup. Tapi mereka yakin, naga-naga itu masih ada di sekitar mereka.
Penulis sains, Nadia Drake kali pertama mendengar legenda tersebut dari Pak Rusni, tetua kampung Dayak Tumbang Tujang pada Juli 2014 lalu.
Penasaran, ia ingin mencari tahu apakah ada ular di Kalimantan yang bisa tumbuh sebesar monster dan bisa membunuh seorang anak dengan cepat. Ia menemukan beberapa 'tersangka'.
Sebagai gambaran, hutan tropis di Kalimantan sudah berusia 140 juta tahun. Salah satu yang tertua di dunia. Terlebih lagi, selama Zaman Es akhir, Kalimantan pernah menjadi satu daratan dengan benua Asia dan pulau-pulau lain di Indonesia. Sejumlah spesies berpindah ke sana, membuat Borneo kaya dengan organisme hidup.
Ketika Zaman Es berakhir, Kalimantan menjadi pulau terpisah, segala makhluk di dalamnya bebas berevolusi dalam kondisi relatif terisolasi. Termasuk ular, ada sekitar 150 spesies di sana. Bahkan lebih.
Ada yang hidup di bawah tanah, lainnya melata di lantai hutan. Sebagian memilih tinggal di pohon, terbang dari satu dahan ke dahan yang lain. Mereka bisa ditemukan di dalam air atau dalam gua. Hewan melata itu juga menghuni bangunan manusia di langit-langit atau di bawah kolong rumah. Kalimantan dijuluki "Land of the Man-Eating Snakes" -- tanah di mana ular memakan manusia.
Nah itulah 8 Hewan Predator Pemakan Manusia yang pernah tercatat dalam sejarah. Semoga kita lebih berhati-hati lagi dalam beritindak terutama pada tempat-tempat yang masing asing bagi kita.
Dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar