Sepuluh Fakta Unik Seputar Proklamsi Tahun 1945
Bagi sebagian generasi muda dewasa ini makna Proklamasi dirayakan dengan upacara bendera termasuk merayakannya dengan mengadakan acara lomba seperti panjat pinang, balap karung, tarik tambang atau yang lainnya.
Bagi sebagian banyak orang tentu masih ada yang belum tahu tentang kejadian-kejadian penting dan unik menjelang pembacaan Teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945 oleh Presiden Ir. Soekarno. Disini saya akan memberikan informasi sebelum dan sesudah detik-detik pembacaan Teks Proklamsi dari berbagai sumber.
Berikut ini Sepuluh Fakta Unik Seputar Proklamasi Tahun 1945 yang perlu ketahui.
1. Soekarno sedang sakit menjelang pembacaan Teks Proklamsi
Pada tanggal 17 Agustus 1945, pada pukul 08.00 pagi (2 jam sebelum pembacaan teks proklamsi) ternyata Ir. Soekarno masih tidur nyenyak di rumahnya, Di jalan Pegangsaan Timur No.56 Cikini, Jakarta.
Pada saat itu Dia sedang terkena Gejala Malaria Tertiana. Suhu badanya tinggi dan kelihatan sangat lelah akibat begadang bersama sahabatnya menyusun konsep naskah teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
"Pating Greges" keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya dr. Suharto. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan meminum pil brom chinine kemuadian tidur kembali.
Pukul 09.00 Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00 keduanya memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
"Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian sudah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan patriot-patriot sejati. Mereka kemudian menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera merah putih.
Setelah upacara yang singkat itu, Kemudian Beliau kembali ke tempat tidurnya, masih meriang, Tapi sebuah Revolusi telah di mulai.
2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang benderapun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta di tanam beberapa menit menjelang upacara.
Bahkan konon katanya, katrol tiang bendera di buat dari gelas bekas sahur Bung Hatta. Tetapi itulah kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang di nanti-nanti selama lebih dari 300 tahun.
3. Bendera Dari Seprai
Bendera Pusaka Merah Putih adalah bendera resmi pertama Republik Indonesia. Tetapi dari bahan apakah bendera itu dibuat? Ternyata warna putihnya berasal dari kain seprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto.
4. Naskah Asli Proklamsi Ditemukan Di Tempat Sampah
Naskah asli Teks Proklamsi Kemerdekaan Republik Indonesia yang di tulis tangan oleh Bung Karno dan di dikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan di simpan oleh Pemerintah.
Anehnya, naskah historis tersebut justru di simpan dengan baik oleh wartawan BM Diah, Diah menemukan draft proklamsi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah di salin dan di ketik oleh Sajuti Melik.
Pada 29 Mei 1992, BM Diah menyerahkan draft tesebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
5, Negatif Film Photo Kemerdekaan Disimpan Dibawah Pohon Berkat Kebohongan
Peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka.
Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan.
Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja.
Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
6. Proklamator Sebenarnya Bukan Hanya Soekarno-Hatta
Pada saat pemyusunan naskah teks proklamsi yang hadir di tempat itu dan ikut rapat tentunya bukan hanya Soekarna dan Moh. Hatta saja. Melainkan masih ada yang lainnya seperti Achmad Soebardjo, Sajuti Melik dan Soekarni. Namun usul Bung Hatta agar semua agar yang hadir dirapat tersebut menandatangani teks tersebut di tolak oleh Soekarni, salah satu pemuda yang hadir dalam penyusunan naskah. Oleh karenanya, Bung Hatta menggerutu "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau".
7. Ada Dua Jenis Naskah Proklamsi Yaitu Naskah Proklamsi Klad (ditulis oleh tangan) dan Naskah Proklamasi Otentik (diketik Sajuti Melik)
Berikut adalah pidato selengkapnya:
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan Proklamasi kami :
P R O K L A M A S I
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!
9. 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jum'at, Dan merupakan hari ke-8 Ramadhan pada tahun tersebut
Pada saat itu Dia sedang terkena Gejala Malaria Tertiana. Suhu badanya tinggi dan kelihatan sangat lelah akibat begadang bersama sahabatnya menyusun konsep naskah teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
"Pating Greges" keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya dr. Suharto. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan meminum pil brom chinine kemuadian tidur kembali.
Pukul 09.00 Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00 keduanya memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
"Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian sudah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan patriot-patriot sejati. Mereka kemudian menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera merah putih.
Setelah upacara yang singkat itu, Kemudian Beliau kembali ke tempat tidurnya, masih meriang, Tapi sebuah Revolusi telah di mulai.
2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana
Bendera Merah Putih yang dijahit Ibu Fatmawati Dikibarkan setelah Dikumandang Proklamsi
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang benderapun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta di tanam beberapa menit menjelang upacara.
Bahkan konon katanya, katrol tiang bendera di buat dari gelas bekas sahur Bung Hatta. Tetapi itulah kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang di nanti-nanti selama lebih dari 300 tahun.
3. Bendera Dari Seprai
Pengibaran Bendera Seusai Proklamsi Disaksikan Soekarno-Hatta
Bendera Pusaka Merah Putih adalah bendera resmi pertama Republik Indonesia. Tetapi dari bahan apakah bendera itu dibuat? Ternyata warna putihnya berasal dari kain seprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto.
4. Naskah Asli Proklamsi Ditemukan Di Tempat Sampah
Naskah Asli Yang Ditulis Presiden Soekarno
Naskah asli Teks Proklamsi Kemerdekaan Republik Indonesia yang di tulis tangan oleh Bung Karno dan di dikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan di simpan oleh Pemerintah.
Anehnya, naskah historis tersebut justru di simpan dengan baik oleh wartawan BM Diah, Diah menemukan draft proklamsi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah di salin dan di ketik oleh Sajuti Melik.
Pada 29 Mei 1992, BM Diah menyerahkan draft tesebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
5, Negatif Film Photo Kemerdekaan Disimpan Dibawah Pohon Berkat Kebohongan
Frans Mendoer : Foto dimuat di www. traxonsky.com
Peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka.
Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan.
Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja.
Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
6. Proklamator Sebenarnya Bukan Hanya Soekarno-Hatta
Tanpa Peristiwa Rengasdengklok Tak kan ada Proklamsi 17 Agustus 1945
Pada saat pemyusunan naskah teks proklamsi yang hadir di tempat itu dan ikut rapat tentunya bukan hanya Soekarna dan Moh. Hatta saja. Melainkan masih ada yang lainnya seperti Achmad Soebardjo, Sajuti Melik dan Soekarni. Namun usul Bung Hatta agar semua agar yang hadir dirapat tersebut menandatangani teks tersebut di tolak oleh Soekarni, salah satu pemuda yang hadir dalam penyusunan naskah. Oleh karenanya, Bung Hatta menggerutu "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau".
7. Ada Dua Jenis Naskah Proklamsi Yaitu Naskah Proklamsi Klad (ditulis oleh tangan) dan Naskah Proklamasi Otentik (diketik Sajuti Melik)
Ketika diketik, beberapa kata yang mengalami perubahan setelah diketik adalah sebagai berikut:
Kata “Proklamasi” diubah menjadi “P R O K L A M A S I”,
Kata “Hal2″ diubah menjadi “Hal-hal”,
Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”,
Kata “Djakarta, 17 – 8 – ’05″ diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05″,
Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Kata “Hal2″ diubah menjadi “Hal-hal”,
Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”,
Kata “Djakarta, 17 – 8 – ’05″ diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05″,
Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Naskah Proklamsi Klad
Naskah Proklamasi Otentik
8. Pidato Bung Karno Sebelum Pembacaan Teks Proklamsi Kemerdekaan Republik Indonesia.Berikut adalah pidato selengkapnya:
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan Proklamasi kami :
P R O K L A M A S I
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!
9. 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jum'at, Dan merupakan hari ke-8 Ramadhan pada tahun tersebut
Sajuti Melik Diminta oleh Bung Karno untuk mengetik naskah yang sudah disetujui oleh para hadirin. Ia ditemani oleh BM Diah saat mengetik naskah (Dewi/detikTravel)
10. Dokumentasi Proklamsi
Pembacaan do'a setelah Proklamsi, Di Dokumentasikan oleh Frans Mendoer
Dokumentasi saat hari kemerdekaan di dokumentasikan oleh Mendoer bersaudara. Kakak beradik tersebut merupakan seorang fotografer. Alexius Imprung Mendur yang menjabat sebagai kepala bagian fotografi di kantor berita Jepang Domei, sedangkan Frans Sumarto Mendoer adalah fotografernya.
Menurut Wikipedia, mereka berdua merupakan anggota dari enam Indonesia Press Photo Service pada 2 Oktober 1946.
Tambahan: Jika pada tanggal 17 Agustus 1945, lahir negara Indonesia justru pada tanggal yang sama 7 tahun sebelumnya, Indonesia kehilangan pencipta lagu Indonesia Raya, WR Soepratman.
Semoga informasi Sepuluh Fakta Unik Seputar Proklamsi Tahun 1945 ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Menurut Wikipedia, mereka berdua merupakan anggota dari enam Indonesia Press Photo Service pada 2 Oktober 1946.
Tambahan: Jika pada tanggal 17 Agustus 1945, lahir negara Indonesia justru pada tanggal yang sama 7 tahun sebelumnya, Indonesia kehilangan pencipta lagu Indonesia Raya, WR Soepratman.
Semoga informasi Sepuluh Fakta Unik Seputar Proklamsi Tahun 1945 ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sumber: 8share.com
0 komentar:
Posting Komentar