7 TEMPAT WISATA PALING MENYERAMKAN DI INDONESIA

7 Tempat Wisata Paling Menyeramkan Di Indonesia



- Pariwisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang atau wisatawan mau berkunjung ke tempat tersebut.

Biasanya para wisatawan datang ke tempat wisata untuk bersantai melepas lelah dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Pemandangan alam yang menakjubkan serta fasilitas lain yang membuat hati kita menjadi nyaman dan segar.

Tapi bagaimana kalau yang kita datangi adalah tempat wisata yang indah dan menakjubkan itu juga menyeramkan? Berikut ini 7 Tempat Wisata Paling Menyeramkan Di Indonesia yang dapat kami rangkum. 

1. Lawang Sewu


7, Tempat, Wisata, Paling, Menyeramkan, Di, Indonesia


Lawang Semu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang dulunya di pakai sebagai Kantor  Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Bangunan yang didirikan pada tahun 1904 -1907 ini terletak di Bundaran Tugu Muda yang dahulunya disebut Wilhelminaplein

Bangunan ini oleh masyarakat setempat dinamakan Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan ini memiliki pintu yang sangat banyak. Bangunan ini juga banyak memiliki jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menyebutnya sebagai Pintu Lawang. 

Bangunan yang dibangun pada zaman Belanda ini memang cukup terkenal. Tak hanya sebagai tempat wisata, tempat ini juga banyak menyimpan cerita mistis. Konon katanya jika kita datang pada jam 23.00 keatas, Penghuni ghaib penunggu bangunan ini sering menampakan dirinya berupa sesosok Noni Cantik bangsawan Belanda.

2. Kamar 308 Samudra Beach Hotel


7, Tempat, Wisata, Paling, Menyeramkan, Di, Indonesia

Hotel Inna Samudra adalah hotel bintang lima dikawasan Pelabuhan Ratu. Hotel ini mempunyai fasilitas yang lengkap mulai dari service yang baik, kolam renang, taman bermain hingga letaknya yang di pinggir pantai. Hotel ini didirikan pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno . 

Sebagian besar masyarakat di daerah Pelabuhan Ratu, sampai saat ini masih percaya akan kuasa yang memerintah di laut selatan ini. Maka untuk memperingati hal itu, tanggal 6 April ditetapkan sebagai hari nelayan bagi masyarakat Kota Pelabuhanratu, Sukabumi. Dimana dalam perayaannya, selalu dilaksanakan kegiatan "Pesta Laut" (Labuh Saji). Tujuannya, untuk memohon agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kemakmuran. Berkaitan dengan legenda serta kepercayaan dari sebagian masyarakat itulah, maka Samudra Beach Hotel Pelabuhan Ratu menyediakan sebuah ruangan khusus sebagai gambaran dari legenda Nyai Roro Kidul.

Beranikanlah diri Anda mengunjungi kamar 308, milik Nyai Roro Kidul. Kamar ini tak pernah sepi dari para pelancong, yang ingin meminta ilmu dan berdoa di kamar tersebut. Sampai Julia Perez, artis terkenal, pun menginap di tempat ini. Tenang saja, Anda tidak harus menginap, tetapi cukup membayar biaya sukarela sekitar Rp 35.000 untuk melihat dari dekat kamar ini.    

3. Pantai Selatan Pulau Jawa

7, Tempat, Wisata, Paling, Menyeramkan, Di, Indonesia

Boleh percaya boleh tidak. Namun, legenda Penguasa Laut Selatan itu hidup secara turun-temurun di sanubari masyarakat Pulau Jawa, khususnya kaum nelayan dan penduduk sepanjang pantai selatan Pulau Jawa (di tengah masyarakat itu terdapat banyak versi yang berkaitan dengan legenda Penguasa Laut Selatan – Red). Menurut legenda masyarakat pesisir selatan Jawa Barat, Nyi Loro Kidul adalah penjelmaan dari Putri Kadita, salah satu putri tercantik Prabu Siliwangi.

Sudut pandang ilmiahnya tentu saja tidak seperti cerita di atas. Bila disimak, kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa lebih banyak terjadi di pantai landai berpasir dibandingkan dengan pantai terjal berbatu. Ini dapat dipahami mengingat wisatawan yang berenang umumnya terkonsentrasi di kawasan pantai landai berpasir. Sedangkan mereka yang berkunjung di pantai terjal berbatu biasanya tidak berani berenang, hanya bersantai ria sambil menikmati panorama pantai dari ketinggian.

Mengapa justru pantai landai berpasir yang sering meminta korban jiwa? Dengan analisis melalui pendekatan ilmu kebumian (geologi) dapat ditafsirkan, penyebab utama kecelakaan itu adalah kombinasi antara gulungan ombak dan seretan arus. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu karakter ombak, konfigurasi dasar laut, dan mekanisme interaksi kedua faktor itu.


Karakter ombak laut (wave) di pesisir selatan Pulau Jawa, mulai dari pesisir Blambangan di Jawa Timur hingga Ujung Kulon di Propinsi Banten, umumnya berenergi tinggi dengan ombak besar. Ini karena pantai berbatasan langsung dengan laut lepas. Berdasarkan teori, ada tiga faktor pemicu terjadinya ombak, yaitu arus pasang-surut (swell), angin pantai (local wind), dan pergeseran (turun-naik) massa batuan di dasar samudera.

Di pantai selatan Pulau Jawa, kombinasi antara gelombang pasang surut dan angin lokal yang bertiup kencang, khususnya saat musim Barat, akan menimbulkan ombak besar. Di tempat-tempat tertentu, penggabungan (interference) antara gelombang swell dengan gelombang angin lokal – misalnya di Cimaja, Pelabuhanratu, atau di Karangbolong, Surade – dapat terbentuk ombak setinggi 2 – 3 m. Jenis ombak lain yang sangat berbahaya di Pantai Selatan adalah gelombang tsunami. Gelombang ini dipicu oleh pergeseran naik-turunnya massa batuan di dasar samudera. Interaksi antara ketiga jenis gelombang (swell, gelombang angin lokal, dan tsunami) itu diyakini dapat menghasilkan gelombang dahsyat yang tiba-tiba datang menyapu pantai.

Bentuk morfologi dasar laut di sejumlah lokasi Pantai Selatan juga sangat memungkinkan terjadinya hempasan gelombang dahsyat ke pantai yang sekaligus memicu terjadinya arus seretan.

Sebagai pantai yang mengalami pengangkatan (uplifted shoreline) dengan proses abrasi cukup kuat, profil pantai selatan umumnya memiliki zone pecah gelombang (breaker zone) dekat garis pantai. Akibatnya, zone paparan (surf zone) menjadi sempit. Bila terjadi interferensi gelombang, maka atenuasi ombak akan terjadi sehingga membentuk gelombang besar. Karena daerah paparannya sempit, meski gelombang akan pecah di zone pecah gelombang, hempasan ombaknya masih dapat menyapu pantai dengan energi cukup kuat.
Sistem arus di pantai dipicu oleh hadirnya arus di lepas pantai (coastal current) sebagai akibat sirkulasi air laut global. Dalam pergerakannya arus lepas pantai mengalami perubahan arah (deviasi) menjadi arus sejajar pantai (longshore current) akibat adanya semenanjung dan teluk.


Arus balik (rip current) menuju laut sering muncul di teluk akibat arus sejajar pantai yang berlawanan. Kekuatan arus balik ini akan bertambah bila dasar laut memiliki jaringan parit dasar laut (runnel atau trough). Jaringan parit merupakan saluran tempat kembalinya sejumlah besar volume air yang terakumulasi di pantai, khususnya di zone paparan dan zone pasang surut (swash) ke laut.

Arus balik tidak bergerak di permukaan karena pergerakannya terhalang hempasan ombak yang datang terus-menerus. Arus balik ini diperkirakan menjadi penyebab utama tewasnya korban yang sedang berenang di pantai. Karena selain memiliki daya seret kuat, arah gerakannya pun bersifat menyusur dasar laut menuju tempat yang lebih dalam.


Terjepit celah karang

Secara rekonstruktif diperkirakan, peristiwa terseretnya korban yang sedang berenang, diawali dengan hempasan dan gulungan ombak cukup kuat sehingga arus putar (turbulence current) pecahan ombak membuat korban terpental ke dasar laut. Hantaman ombak menyebabkan kepanikan sehingga koordinasi gerak tubuh menjadi kacau. Benturan kepala dengan benda keras pun dapat terjadi.


Akibatnya, korban tak sadarkan diri. Pada saat bersamaan arus balik langsung menyeret korban melalui jaringan parit dasar laut. Dalam waktu relatif singkat ia akan kehilangan kesadaran karena terjadi perubahan tekanan air laut secara tiba-tiba. Korban dengan cepat kehilangan panas tubuh (hipotermia), dan akhirnya tewas.


Bila di lokasi pantai landai berpasir banyak terumbu karang yang telah mati atau batuan keras menjorok ke laut – seperti di Karanghawu, Cisolok – potensi jatuh korban jiwa akan bertambah, karena jaringan parit dasar laut dapat terbentuk di celah-celah karang. Pada beberapa kasus, korban terseret arus balik kemudian terjepit di antara celah-celah karang. Tubuh korban pun tidak muncul kembali ke permukaan.


Ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan. Untuk kepentingan pariwisata, legenda Nyi Loro Kidul tetap perlu dilestarikan, karena merupakan salah satu daya tarik budaya berbau mistik yang cukup disenangi wisatawan (domestik). Namun, perlu diusulkan penambahan petugas dan peralatan untuk penjaga pantai, khususnya di kawasan rawan kecelakaan. Pelaksanaannya dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pengusaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, pihak keamanan, dan sebagainya.

4. Tana Toraja


7, Tempat, Wisata, Paling, Menyeramkan, Di, Indonesia


Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.


Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.


Dalam budaya/ adat masyarakat Toraja, Ritual kematian lebih dikenal dengan istilah Rambu Solo’, Rambu=Asap dan Solo’= turun. Dalam adat Tana Toraja, keluarga yang ditinggal wajib menggelar pesta sebagai tanda penghormatan terakhir kepada yang telah meninggal. Memang tidak dapat disangkal bahwa dalam adanya aluk (Ritus atau Lesoan Aluk) dalam rentetan upacara penguburan yang bersifat ritus. Contohnya memuja dan menghormati arwah orang yang telah meninggal melalui patung Ma’ Tau-Tau (tau=orang) yang dipuja melalui pemberian korban persembahan binatang serta tarian tertentu, salah satunya Ma’ badong. Ma’badong yaitu tarian ratapan yang diangkat bagi orang yang telah meninggal.

 ·         Ma’ Tau- Tau
Tau-tau (tau=orang) mempunyai nilai religius dan nilai sosial dalam kebudayaan Toraja. Tau- tau adalah patung atau boneka yang dibuat sebagai personifikasi dari seseorang yang sudah meninggal dunia. Namun yang dibuatkan patung, biasanya orang- orang yang sudah meninggal yang berasal dari golongan Bangsawan (Puang) (dirapai)’ pada saat upacara penguburannya, yaitu tau-tau nangka dan untuk bangsawan yang tidak mampu biasanya dibuatkan tau-tau lampa (lampa=bambu). Dalam membuat tau-tau ini dibutuhkan pemahat khusus atau Topande dan selama Topande membuat patung tau-tau, orang tersebut harus tidur didekat atau dibawah rumah tempat jenazah itu disemayamkan. Dalam proses pembuatan tau-tau, sebelum barang- barang dipersiapkan ataukah penebangan pohon yang akan dipakai biasanya terlebih dahulu diadakan upacara dengan mempersembahkan seekor ayam dan saat penentuan jenis kelamin tau-tau itu juga dilakukan upacara hingga pentabisannya (disabu). Tau-tau yang telah selesai dibuat akan diletakkan disamping jenazah yang akan diberlakukan selayaknya orang yang hidup seperti diberi nasi dan dikenakan pakaian/ perhiasan). Pakaian dan perhiasan yang dikenakan oleh patung menandakan status sosial orang yang telah meninggal tersebut dalam masyarakat. Saat jenazah dan patung diturunkan dari atas lumbung maka patung akan dikenakan pakain yang indah-indah. Tau-tau diberlakukan seperti ini karena orang-orang mempercayai bahwa patung tersebut memiliki jiwa dari jiwa orang yang telah meninggal tersebut (tau-tau adalah living dead). Jadi tau-tau tersebut harus dihormati disembah dan diratapi. Tau-tau juga dipakai sebagai penghubung antara manusia dan arwah orang yang telah meninggal tersebut(dipa’katui). 
Ma’tau-tau ini bersangkutan dengan penyembahan terhadap arwah nenek moyang. Sebuah kuburan batu besar yang (berisi banyak peti)i dan didepannya dipanjang tau-tau. (tempat ini telah menjadi kunjungan para wisatawan) yang berkunjuk ke Toraja.

5. Gua Borallah, Huta Pungkut, Tapanuli Selatan

7, Tempat, Wisata, Paling, Menyeramkan, Di, Indonesia

Gua Borallah adalah sebuah gua yang terletak di Desa Hutapungkut Julu, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Indonesia.

Selain mempunyai misteri, goa ini mempunyai sejarah panjang yang begitu penting untuk di ingat dan dilestarikan. Sebab, goa ini pernah dipergunakan para pejuang kemerdekaan RI dulunya untuk persembunyian dan rapat dalam menyusun strategi dalam mengusir penjajajah dari bumi pertiwi ini, di antaranya H. Adam Malik, Tan Malaka, H. Sujak dan pejuang kemerdekaan lainnya.
 
Hal ini dibenarkan oleh Gozali Lubis (Mantan Kepala Desa Hutapungkut Julu) dan Burhan Lubis (Mantan Kepala Desa Hutapungkut Jae). ”Pejuang kemerdekaan RI, di antaranya H. Adam malik, Tan Malaka, H. Sujak dan pahlawan kemerdekaan lainnya pernah menggunakan goa ini untuk rapat dalam menyusun strategi mengusir penjajaha dari Indonesia. Di dalam goa ini terdapat ruang khusus tempat rapat yang sampai saat ini masih dapat dilihat keberadaannya”, ujarnya.
 
6. Gua Kontilola, Papua

7, Tempat, Wisata, Paling, Menyeramkan, Di, Indonesia

Gua Kontilola  adalah sebuah gua yang terletak di Wamena, Papua. Gua yang banyak menyimpan misteri ini merupaka tempat tinggal dari ribuan kelelawar dan sebuah lukisan aneh berbentuk mahluk alien.

Menuju ke Gua Kontilola tidaklah mudah. Lokasinya yang berada di puncak bukit membuat kami harus mendaki susunan anak tangga hingga tiba di mulut gua. Tapi lupakan segala bayanganmu akan letihnya mendaki, pemandangan hijau dan suasana sejuk di jalur menuju mulut Gua Kontilola dapat menghapus letih.

Suasana lebih dingin segera terasa saat saya tiba di mulut Gua Kontilola, mulut gua langsung menghubungkan kita ke sebuah aula raksasa. Berhias stalaktit dan stalagmit, gua horizontal ini tampak cantik dalam remang-remang kegelapan. Saya memandang ke atas dan melihat beberapa kelelawar terbang di atap-atap gua.


Ada yang menarik lagi di dalam gua ini, beberapa lukisan menyerupai manusia tercetak di dinding-dinding gua. "Lukisan itu konon bukan di buat oleh manusia, sudah ada disana sejak jaman nenek moyang. Lukisan yang menyerupai gambaran alien itu, mencoba merasionalisasi bagaimana cara manusia purba dapat memanjat dinding gua yang tinggi dan melukis disana. Sebuah gua di Wamena rupanya menyimpan sejuta misteri yang hingga kini pun tak ada yang tahu pasti kejelasannya. Gua Kontilola yang menjadi kerajaan ribuan kelelawar juga berisi lukisan aneh menyerupai manusia. Apakah alien yang melukisnya?

Gua ini merupakan istana kerajaan kelelawar, di ujung gua terdapat sarang kelelawar-kelelawar yang sangat besar. Pesona gua bukan hanya istananya kelelelawar tetapi beberapa puluh meter dari aula raksasa kita dapat menemukan aula lain yang layaknya hutan di dalam di dalam gua. Di tumbuhi oleh rimbunnya pohon yang di siram teriknya cahaya matahari, sungguh kontras dengan aula pertama.

7. Pulau Kumala, Tenggarong 

7, Tempat, Wisata, Paling, Menyeramkan, Di, Indonesia

Pulau Kumala terletak di tengah sungai Mahakam. Merupakan taman rekreasi perpaduan teknologi modern dan budaya tradisional. Pulau seluas 81,727 ha ini sudah dilengkapi beberapa fasilitas seperti sky tower setinggi 100 meter dan kereta gantung yang menghubungkan dengan wilayah seberang sungai Mahakam.

Di pulau ini sering terjadi penampakan-penampakan ghaib dikarenakan pada awalnya sebelum di jadikan tempat pariwisata pulau ini hanyalah sebuah hutan di tengah sungai yang di tumbuhi tanaman liar, pepohonan lebat dan binatang-binatang liar. Apabila sungai Mahakam meluap, pulau ini kerap tenggelam.

Itulah 7 Tempat Wisata Paling Menyeram Di Indonesia. Mungkin masih banyak lagi tempat-tempat wisata di Indonesia yang lebih menyeramkan lagi. Untuk itu silahkan Para Pembaca Sheare bila ada tempat-tempat wisata yang menyeramkan selain tempat-tempat tersebut di atas. Semoga artikel ini menambah wawasan kita semua.  

Dari berbagai sumber






  

0 komentar:

Posting Komentar